Minggu ini,
anak SMA kelas tiga sedang menjalani Ujian Nasional (UN). Akhirnya, masa-masa SMA yang (katanya) menyenangkan itu akan segera
berakhir, dan sudah waktunya memasuki tahap baru : kuliah.
Kuliah ini, saudara-saudara sekalian, adalah tahap penting dalam meraih
masa depan yang lebih baik, bahkan sangat penting sampai ke titik dimana jika
kita salah mengambil keputusan saat kuliah, it will affect us for the rest of our life.
I’m not
trying to scare the hell out of you guys, but seriously memilih jurusan kuliah
dan universitas tujuan sangatlah –sekali lagi- penting sekali. I’ve tried it
once, and failed so many times, it was awful.
Jadi,
sekarang, gue akan berbagi tips dan trik memilih jurusan kuliah. College is not
as easy as you think about! At least if you follow my advices, you’re not gonna
fall in the deepest living hell, haha. (i’m not joking tho)
1.
Pilih
jurusan yang kita minati (or at least yang sekiranya kita mampu)
Jangan meremehkan yang namanya
salah jurusan. Seringkali kita mendengar ‘ah gapapa lah masuk jurusan A, yang
penting kampusnya negeri/favorit’ atau ‘ih jurusan B keren banget, duh tapi
isinya belajar fisika semua, gue suka biologi.. gapapalah pilih jurusan B aja’.
Seriously, DON’T. Jangan pernah berfikiran seperti itu.
Karena percayalah selama
kuliah, yang kalian akan pelajari adalah seputar hal yang berkaitan dengan
jurusan tersebut. Jangan masuk jurusan teknik, kalau kalian ga suka yang
namanya fisika, karena setidaknya 85% yang akan kalian pelajari di teknik itu
adalah fisika dan turunan-turunannya. Kalian bisa keteteran dan ga semangat
kuliah kalo kalian ga suka mata kuliah yang dipelajari, yang akan berujung ke
kuliah yang ga kelar-kelar.
Dan yang terpenting, bukan
masuk univ nya tapi jurusannya. Buat apa masuk univ tertentu, kalo kitanya
salah jurusan? Tetep aja kuliahnya ga akan bener, saudara-saudara.
2.
Jangan ikuti
trend
‘tapi kak, kan (misalnya)
prospek kerja di jurusan C ini kan keren, meskipun belajarnya yang aku gasuka
semua matkulnya. Kalo aku masuk jurusan yang banyak mata pelajaran yang aku suka,
dia prospeknya biasa aja.’
‘tapi kak, jurusan D ini keren, semua orang
nganggep mereka orang-orang sukses di masa depan.’
OH well? Yang namanya prospek
dan masa depan itu ga ada yang tau, guys! Memang ada beberapa pekerjaan di masa
depan yang prospeknya akan terus naik, yang gajinya besar banget, dll.
Tapi sekali lagi, kalau itu Cuma
sekadar trend, dan kitanya ga minat, tetep aja di dunia profesional kita ga
akan maju-maju nantinya, karena kalah saing dengan orang lain di jurusan yang
sama yang dimana orang itu sangat senang jurusan tersebut, dan kita biasa-biasa
aja.
Gue kasih satu contoh. Temen gue
pernah cerita, dulu dia ngobrol sama dosen pembimbingnya, ceritanya suaminya si
dosen ini waktu S1 nya dulu di jurusan yang kalau pada saat ini di Indonesia
kurang diminati dan dianggap remeh banget. Tapi karena suami beliau menyukai
apa yang dia pelajari dari jurusan tersebut, akhirnya memutuskan buat
melanjutkan studi ke Jerman. Dan sekarang? Beliau sudah jadi profesor, jauh
lebih sukses dari yang orang lain bayangkan tentang alumni jurusan tidak
favorit tersebut.
See my point? Jadi, yang
menentukan kita mau sukses atau tidaknya di masa depan bukan jurusan yang
dianggap keren, tapi jurusan yang sekiranya kita sukai dan minati buat membantu
kita berkarya.
3.
Ambil semua
saran, dan pertimbangkan
‘tapi orangtuaku maunya aku
jurusan E, di kampus F. Aku gamau kak. Aku pengennya jurusan Z di univ X’
Ini sih, yang banyak menjadi
penyebab yang namanya salah jurusan. Orangtua pasti selalu menginginkan yang
terbaik buat anaknya, dan akan memberikan saran sesuai pengalamannya. Kebanyakan
orangtua juga ingin menurunkan profesi pada anak-anaknya, misalnya jika
orangtuanya dokter, kebanyakan ingin juga anaknya menjadi dokter. Bagus sih
kalau anaknya juga suka dan minat, tapi kalau ternyata anaknya gasuka? Ini yang
biasanya jadi masalah.
Solusi terbaiknya adalah
diskusikan baik-baik sama orangtua. Bilang kalau kamu ga begitu suka sama
jurusan yang mereka tawarkan, dan kamu lebih pengen ke jurusan yang kamu mau.
Bagaimana kalau orangtua kamu
maksa?
Kalau ini sih, sebenernya gue
ga begitu yakin buat ngasih saran, berhubung gue ga mengalami ini. Tapi jika
gue ada di posisi itu, sepertinya gue akan tetap memilih yang gue mau. Because we
can’t pleased anyone, and we have to live for our sake. Bukan gue menyuruh
kalian buat melawan orangtua kalian, tapi hidup ini yang menjalani kalian. Kalian
yang akan melewati rintangannya, bukan orang lain. Demi kebaikan diri sendiri,
lebih baik mendengarkan kata hati (yang tentunya sudah dipikir matang-matang,
kalau Cuma sekedar ngikutin kata hati tanpa memikirkan baik buruknya, ya sama
aja bohong).
Intinya berjanjilah pada
orangtua kalian dan diri kalian sendiri, dengan memilih jalan yang kalian mau,
kalian akan sukses. Orangtua juga pasti akan senang dan ikut bangga jika
melihat anaknya berhasil suatu hari nanti.
4.
Cari tau
jurusan (dan univ) yang kalian mau serinci mungkin
MAGER. Ini juga bisa jadi
masalah besar yang bikin salah jurusan. Banyak juga yang milih jurusan karena
namanya aja, dan membayangkan yang dipelajari itu Cuma berdasarkan nama jurusan
itu aja.
Gue kasih contoh lagi. Jurusan
teknik pertanian.
Gue yakin isi kepala kalian membayangkannya
: cara mencangkul yang baik dan benar. Atau setidaknya yang lebih mutakhir :
rekayasa genetik tanaman. Ketika gue milih jurusan ini (btw, sekarang gue
kuliah di jurusan Teknik Pertanian dan Biosistem) gue pikir akan banyak
kegiatan rekayasa genetik tanaman dsb.
In fact, it is NOT.
Ternyata tidak seperti itu, guys.
Yang gue pelajari berbeda sangat jauh dari yang gue ekspektasikan. Dan bodohnya
gue, gue pilih jurusan karena Cuma berdasarkan asumsi dengan mengartikan nama
jurusan itu semau gue kayak tadi. Please don’t do such foolish things.
Maka dari itu sebaiknya
sebelum kalian pilih jurusan, banyak cari info. Berhubung sekarang teknologi
udah canggih, banyak sosial media, cari akun Himpunan Mahasiswa jurusan atau
fakultas yang kalian mau, lalu DM lah akun tersebut. Tanya-tanya soal
jurusannya, mata kuliahnya, ngapain aja praktikumnya (kalo jurusan sains dan
agrokompleks biasanya ada praktikum), dll. Mereka pasti akan senang membantu
calon mahasiswa baru yang tertarik jurusan mereka.
Selain itu liat juga itu
jurusan di univ mana yang kalian mau. Misalnya nih, jurusan gue Biosistem, nah
cari tau dulu kemana kiblat biosistem kita. Kalau kalian misalnya maunya ke
eropa, ngambil jurusan biosistem ini, jangan kaget kalau kalian belajar medical
juga karena kalau berkiblat ke eropa berarti biosistem itu termasuk medical
complex. Beda lagi kalau kalian ke US, dan ngambil biosistem. Yang akan kalian
pelajari itu seputar environment science, karena kalo di US biosistem ga
termasuk medical complex. Nah indonesia itu berkiblat ke US, jadi kalo masuk
jurusan Biosistem di Indonesia, yang kalian pelajari itu ilmu lingkungan bukan
medis.
Atau misalnya lagi, di kampus
gue teknik pertanian dan biosistem itu jurusannya satu, dan sekaligus menjadi
prodi, meskipun dibagi jadi empat bidang kajian, tapi nama jurusan tetap sama. Kalo
di univ lain ada yang dipecah lagi, sehingga bidang kajiannya jadi prodi. (Buat
yang ini, nanti gue bahas di postingan selanjutnya.)
Terus jangan percaya info dari
tempat les, seriously. Temen gue salah jurusan karena dia ngeliat info jurusan
tempat dia kuliah sekarang ada kata-kata “jurusan ini menerapkan fisika, kimia,
dan biologi dalam keteknikan”. Dia udah desperate banget kagak tau mau jurusan
apa akhirnya dia pilihlah jurusan ini karena ada tulisan “belajar kimia dan
biologi”. Ternyata, jurusannya 95% FISIKA. Bayangkan perasaan teman gue ini
sekarang.
Lebih baik lagi kalo kalian
nanya alumni yang udah masuk ke jurusan tersebut. Karena hubungannya alumni-adek
kelas, maka biasanya mereka akan jujur dan tidak ada yang ditutup-tutupi,
karena senior juga pasti mengharapkan yang lebih baik buat juniornya (gue sih
gitu, hehe.)
‘tapi gue
udah salah jurusan. Gimana nih udah tanggung.’